Dulu pernah ada kisah pertemanan antara ulama’ dengan atheis. Mereka saling beda pendapat tentang keberadaan tuhan.
Dalam setiap pertemuan, hampir pasti terjadi polemik sengit antara keduanya. apa gerangan yang diperdebatkan ? ternyata keduanya adu debat membenturkan argumentasi soal keberadaan tuhan: benarkah Tuhan itu benar-benar ada, ataukah hanya imajinatif belaka ?
Si ulama mempercayai adanya tuhan, sedangkan si atheis berkeyakinan bahwa tuhan hanyalah khayalan saja.
Dari hari ke hari setelah adu debat, keduanya tak menemukan titik temu. di tengah kjenuhan itu, si atheis berkata: " aku akan percaya tuhan memang ada jika kamu mempunyai alasan dan bukti." Si Ulama' menjawab, " baiklah, kita ketemu lagi besok di tempat ini, dalam waktu seperti ini. aku akan memberi alasan bahwa tuhan benar-benar ada."
Akhirnya kedua orang itu berpisah, namun berjanji untuk ketemu lagi besok. esok harinya, di tempat yang sama, di waktu yan sama, si atheis datang lebih awal. namun setelah menunggu sekian lama. si atheis dengan hati dongkol, mangkel dan sebel, dia mulai curiga bahwa si ulama' tak mempunyai bukti apa-apa, dan karena itu si ulama' tidak berani nongol. setelah satu dua jam menunggu, si ulama' tak kunjung nongol juga. lalu, si atheis akan beranjak pergi, tetapi saat itulah muncul si ulama' " tunggu sobat, jangan kau pergi." kata si ulama'.
Lalu si atheis menoleh dan menghentikan langkahnya, " dari mana saja kau ?" kata si atheis. " maafkan saya sobat, saya terlambat karena di tengah perjalanan tadi sya melihat sebuah keanehan menakjubkan". kata si ulama'.
Mendengar jawaban serius itu, kekesalan si atheis sirna..., digantikan kepenasaran yang luar biasa. si atheis lantas bertanya " keanehan apa ?".
"Begini sobat" kata si ulama', " ketika menuju ke sini tadi, saya melihat sebuah pohon kayu tiba-tiba roboh sendiri".
"lalu?" tanya si atheis masih penasaran.
“lalu, pohon kayu itu terbelah sendiri, secara otomatis menjadi potongan-potongan papan.”
“lantas ?” Tanya si atheis tak sabar.
“lantas, papan tadi tersusun sendiri, menjadi meja dan kursi.”
Mendengar cerita si ulama’, si atheis tersenyum kecut, sambil menimpali, “mana mungkin ada pohon kayu roboh sendiri tanpa sebab ? mana mungkin ada sebuah pohon terpotong-poong sendiri menjadi papan, tanpa ada yang menggergaji ? mana mungkin pula ada papan menjadi meja dan kursi dengan sendirinya ? sudah pasti ada yang menyusun semua itu.”
Mendengar sangkalan dari si atheis, si ulama’ tersenyum, lantas bertanya, “ kalau begitu munkinkah alam semesta, bumi dan segala isinya ada dengan sendirinya, persisi seperti perkataan anda ? ketahuilah sobat, alam semesta ini tentu pula ada yang membuatnya. Dia-lah yang awal dari segalanya. Dia-lah yang di sebut tuhan.”
Demi mendengar ucapan itu, si atheis terperanjat, melongo, dan membenarkan argumentasi dan alasan serta bukti-bukti dari si ulama’ tadi.
sumber : p-xia.blogspot.com
sumber : p-xia.blogspot.com






0Awesome Comments!